TVRI YOGYAKARTA NEWS – MUCHAMMAD RIDWAN
Kondisi Bendung Tirtoredjo di Dusun Grembyangan, Kalurahan Madurejo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman saat ini mengalami pendangkalan.
Pemerintah setempat berharap bendung yang mengairi lahan pertanian seluas 450 hektare ini dapat segera dilakukan pengerukan, agar program swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah dapat terlaksana dengan baik.
Terletak di Dusun Grembyangan, Kalurahan Madurejo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, Bendung Tirtorejo yang dibangun pada masa era pemerintahan Presiden Soeharto ini tampak masih terjaga dengan baik. Namun adanya pendangkalan mengakibatkan banyaknya sedimen dan tanaman enceng gondog yang menyebabkan pendangkalan. Menurut lurah madurejo, sumadi, sudah sejak tahun 2022 bendung ini tidak dilakukan pengerukan sehingga pendangkalan semakin terlihat.
Keberadaan Bendung Tirtorejo sangat penting untuk menunjang kemajuan bidang pertanian di wilayahnya karena mampu mengairi lahan pertanian seluas 450 hektar.
Bendung tirtoredjo pernah jebol akibat banjir pada tahun 1991. Setahun kemudian, Bendung Tirtorejo yang sebelumnya bernama Grembyangan ini dibangun kembali oleh Presiden Soeharto dan diberi nama Tirtorejo dan diresmikan pada tahun 1997 oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, DIY, saat itu Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya, KGPAA, Paku Alam ke 8. Seiring berjalannya waktu hingga terjadinya erupsi Gunung Merapi tahun 2010 silam, Bendung Tirtorejo kini mulai sering mengalami sedimentasi. Kondisi itu terlihat dari banyaknya tanaman liar dan tumukan sampah di permukaan air. Sedimentasi ini akan bahkan terus bertambah setiap terjadi hujan lebat.
Rencananya, Bendung Tirtorejo akan dijadikan menjadi salah satu obyek wisata alternatif yang menghadirkan kebun buah. Yang diharapkan dapat meningkatkan kunjungan masyarakat tak hanya sebatas untuk kegiatan memancing.
