TVRI YOGYAKARTA NEWS – SETYA BUDI
Sepinya pasar hewan di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akibat merebaknya hama PMK, berdampak pada sektor usaha kecil lain yang digeluti masyarakat.
Jasa potong rambut yang beroperasi di banyak pasar hewan pun sepi pengunjung, akibat lengangnya kondisi pasar.
Kondisi sepi pasar hewan di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta beberapa waktu terakhir, berdampak pada sektor usaha kecil lainya. Di Pasar Sapi Munggi Semanu, Gunungkidul, jasa potong rambut terpukul, akibat wabah pmk. Sepinya pasar hewan, membuat tidak banyak pelanggan datang memanfaatkan jasa potong rambut. Sejak 2 pekan terakhir, pemakai jasa ini kian turun. Puncaknya, terjadi di minggu kedua di awal bulan Januari ini. Salah seorang jasa potong rambut yang tiap hari pasaran mangkal di Pasar Munggi Cipto Utomo mengaku, hanya 3 orang, yang datang ke lapak sederhana miliknya. Jauh dibanding sebelum terjadi wabah PMK, yang dalam sehari lapak miliknya bisa ramai antrian pedagang sapi. Saat sepi, aktifitas banyak dihabiskan hanya dengan duduk, menunggu pelanggan datang. Pendapatan pun menurun drastis, dan hanya bisa membawa pulang tidak lebih dari 50 ribu rupiah. Saat kondisi ramai, dirinya bisa melayani potong rambut hingga 25 pelanggan, yang sebagian besar adalah para blantik atau pedagang sapi. Kekhawatiran dari para pelangganya untuk datang ke pasar hewan juga bisa dimaklumi, sebagai bentuk antisipasi makin merebaknya wabah PMK menimpa ternak dan hewan dagangan.
“Pengusaha yang ditunggu untuk potong rambut tidak ada karena wabah PMK itu, maka efeknya sepi pelanggan, sehari hanya ada 3 pelanggan saja seharinya” ujar Cipto Utomo, salah satu pengusaha potong rambut.
Di Gunungkidul, hingga kini masih bisa didapati jasa potong rambut tradisional, beroperasi di lokasi area jual beli hewan ternak. Tukang potong rambut ini rata-rata sudah berumur, dan beroperasi di lapak sederhana.