Kampoeng Ramadhan Jogokariyan Gerakan UMKM Masyarakat

Kampoeng Ramadhan Jogokariyan Gerakan UMKM Masyarakat

TVRI YOGYAKARTA NEWSPAULUS YESAYA JATI

Kampung Ramadan Jogokariyan kembali digelar, untuk yang kedua puluh kalinya, di bulan ramadan seribu-445 hijriah, tahun 2024.

Antusias ribuan pengunjung pun cukup tinggi, di hari pertama pembukaan.

Penjabat Walikota Yogyakarta Singgih Raharjo, resmi membuka Kampung Ramadan Jogokariyan ke-20 tahun 2024. Hari pertama pembukaan Kampung Ramadan Jogokariyan, dipenuhi masyarakat yang ingin berburu berbagai ragam makanan, dan minuman berbuka puasa. Sejak pukul 16 waktu indonesia barat, ratusan pedagang hidangan berbuka puasa, telah siap melayani pembeli, di sepanjang jalan masjid jogokariyan. Untuk harga makanan dan minumannya pun sangat ekonomis, di kisaran dua-ribi hingga 15 ribu rupiah. Pemerintah Kota Yogyakarta mengapresiasi Kampung Ramadan Jogokariyan, karena mampu menggerakkan dan memberdayakan ekonomi masyarakat, khususnya para pelaku UMKM. Kampung Ramadan Jogokariyan menjadi tempat bertemunya aktivitas peribadahan dengan ekonomi, sehingga memberikan dampak yang positif bagi masyarakat. Karena itu Pemkot Yogyakarta berharap, berbagai wilayah di kota berhati nyaman ini, mampu meniru dan membuat kegiatan serupa, dengan keunikannya masing-masing, untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.

Pasar ramadhan jogokariyan melibatkan 324 pedagang dari umkm, sebagian besar pedagang berasal dari warga jogokariyan. Selain pasar sore, di sini juga menyediakan tiga-ribu-500 takjil setiap hari untuk masyarakat. Takjil ini dimasak 27 kelompok ibu-ibu dasawisma di wilayah jogokariyan, kota yogyakarta. Salah satu ciri khas unik masjid jogokariyan saat ramadan tiba adalah, penyajian menu takjil berbuka puasa, selalu menggunakan piring, padahal jumlahnya ribuan.

Pasar sore jogokariyan ke-20 tahun 2024, mengangkat tema 20 tahun perjalanan Kampung Ramadan Jogokariyan. Berbagai kegiatan juga digelar, untuk semakin menguatkan rasa kebersamaan warga, seperti buka puasa bersama, salat tarawih, hingga itikaf.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *