TVRI YOGYAKARTA NEWS – MARGOLAS
Sebagai upaya meningkatkan motivasi pelaku usaha sektor wisata bahari di kawasan pesisir, pemerintah Kabupaten Bantul telah menetapkan kalurahan Tirtohargo Kretek Bantul sebagai desa maritim. Hal tersebut didukung dengan potensi sumbar daya air yang dimiliki, seperti sungai dan muara serta alam di sekitarnya.
Pengembangan sektor pariwisata dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam perairan dinilai sangat potensial untuk dilakukan, selain sektor pertanian dan perikanan yang tetap dipertahankan. Potensi sumber daya alam khususnya perairan diupayakan dapat dikelola dengan bijak.
Desa maritim merupakan desa di wilayah pesisir yang berbatasan langsung dengan pantai, dengan beragam potensi alam dan lautnya yang bisa digali dan dimanfaatkan sedemikian rupa, untuk kemajuan kawasan dan kesejahteraan masyarakatnya. Kalurahan Tirtohargo Kretek Bantul yang memiliki potensi tersebut dan telah ditetapkan oleh pemerintah kabupaten Bantul sebagai desa maritim, tengah berupaya memaksimalkan pemanfaatan potensi alam yang ada, khususnya di perairan. Sektor pariwisata merupakan pilihan yang dinilai tepat untuk dikembangkan, mengingat wilayah kalurahan Tirtohargo merupakan daerah penyangga kawasan wisata pantai parangtritis. Kalurahan Tirtohargo yang wilayahnya berbatasan langsung dengan samudera hindia , merupakan hilir sungai opak oya. Keberadaan sumber daya alam perairan berupa muara sungai tersebut, dinilai sangat mendukung untuk dikembangkannya sektor pariwisata. Dengan dukungan pemerintah kalurahan setempat, kini ada beberapa destinasi wisata air yang dikembangkan serta wisata minat khusus ekowisata koservasi hutan mangrove. Pemerintah desa, para pelaku wisata dan masyarakat telah memahami kondisi alam di sekitar muara, sehingga mampu beradaptasi menyesuaikan kondisi alam yang sedang terjadi.
Keberadaan potensi perairan yang ada, mulai dilakukan penataan dan dikelola oleh unit unit usaha badan usaha milik kalurahan tirtohargo, bekerjasama dengan para pelaku wisat. Sementara itu mengingat kawasan muara yang juga berbatasan langsung dengan lahan pertanian, menurut setyo dibutuhkan proses yang panjang untuk menciptakan konektivitas antar kelembagaannya. Sehingga para petani dan komunitas pengelola wisata bisa berkolaborasi, memunculkan paket wisata yang bisa dimanfaatkan oleh kedua belah pihak. Menurutnya, menjaga lingkungan alam menjadi tanggung jawab bersama yang harus disadari, mengingat persoalan sampah kiriman dari sungai ke muara selalu terjadi.