TVRI YOGYAKARTA NEWS – MUCHAMMAD RIDWAN
Mensikapi peredaran miras yang sudah mengkhawatirkan, Gerakan Pemuda Ansor Daerah Istimewa Yogyakarta, DIY, membentuk satuan khusus banser anti miras.
Pembentukan dilakukan sebagai salah satu upaya dalam mengawal perda dan mengawasi peredaran minuman beralkohol untuk menyelamatkan generasi muda dari bahaya minuman beralkohol.
Pembentukan satgas bebas miras oleh Gerakan Pemuda Ansor Daerah Istimewa Yogyakarta ini dilakukan saat momen apel akbar di Lapangan Pondok Pesantren, Gus Muwafiq di Kalurahan Sendangrejo, Kapanewon Minggir, Kabupaten Sleman. Ketua Gerakan Pemuda Ansor Daerah Istimewa Yogyakarta, Abdul Muiz menyebut pihaknya sudah meminta izin ke banser pusat untuk mendirikan satgas khusus banser bebas miras, sehingga pihaknya betul-betul bisa memastikan generasi muda bisa selamat dari bahaya miras itu. Pihaknya memastikan akan melakukan edukasi dan pengawasan lebih lanjut menggunakan ruang rung amar maruf. Namun jika kepolisian lamban dan tidak bisa menjalankan, satgas bebas miras akan masuk keruang nahi munkar yang bersifat mencegah. Abdul muiz menegaskan untuk tidak main-main dengan miras, menurutnya bisnis bisa dijalankan namun jangan yang merusak generasi muda. Pihaknya prihatin jika penjualan miras tersebut memanfaatkan ruang penjualan disekitar madrasah, dan masjid, dan hal itu semestinya memang perlu untuk ditertibkan. Shingga dengan kondisi tersebut jangan harap indonesia bisa menghadapi masa-masa yang cerah ke depan jika persoalan miras tidak dapat terselesaikan.
“Kita memberikan peringatan keras, jangan sampai ini terulang, kami memiliki komitmen untuk mengawal keistimewaan, bagaimana di Yogyakarta terjadi kerukunan antar etnis dan agama, kemudian nyaman, apabila nyaman, maka semuanya akan betah, produktif dalam mencari ma’isyah, dalam bekerja, sehingga kita bisa menyiapkan generasi masa depan dengan sebaik-baiknya” ujar Ketua Gerakan Pemuda Ansor Daerah Istimewa Yogyakarta, Abdul Muiz.
Ketua GP Ansor Kabupaten Sleman Ariyanto Nugroho menyebut jika keberadaan toko maupun penjual minuman beralkohol di lingkungan pendidikan nyata adanya.
“Kondisi data bahwa sebagian besar perguruan tinggi ada di Sleman, sehingga tentu akan punya dampak, kebetulan saya juga pendidik, jadi saya juga menghawatirkan jagan-jangan punya dampak, orang tua tidak mudah melepaskan anaknya untuk studi ke Yogyakarta khususnya di wilayah Kabupaten Sleman, ini menjadi problem yang tidak hanya satu sisi, tapi keterkaitan dengan yang lainnya” ungkap Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Sleman, Ariyanto Nugroho.
Dan kini semakin parah dalam beberapa tahun terakhir, jika dulu penjualan dilakukan secara sembunyi-sembunyi, namun sekarang sangat terbuka bahkan di dekat lingkungan kampus.
Sebelumnya, ribuan anggota barisan serbaguna, banser, Daerah Istimewa Yogyakarta, DIY, dan sebagian Jawa Tengah berkumpul menggelar apel akbar banser satu komando jaga keistimewaan dari miras dan kriminalitas.