TVRI YOGYAKARTA NEWS – MARGOLARAS
Pos card atau kartu pos sebagai media komunikasi keberadaannya terus tergerus oleh kemajuan jaman dan munculnya media komunkasi digital, namun di berbagai negara masih tetap bertahan dan banyak peminatnya. Bahkan kartu pos ternyata mampu menjadi media seni dan barang koleksi, souvenir identitas tempat, ikon publik, ikon perayaan dan lainnya.
Guna mengenal dan membangkitkan kembali memori seniman, para apresiator dan filatelis Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta didukung PT Pos Indonesia menggelar international exhibition hello ther bertajuk pos card reconstruction, diikuti ratusan peserta dari berbagai negara.
Ditengah bermunculannya media komunikasi berbasis digital peran kartu pos kini semakin ditinggalkan oleh masyarakat. Persoalan kecepatan waktu tempuh, keterbatasan muatan pesan yang disampaikan serta tingkat kepraktisan, menjadi faktor penyebab kartu pos semakin ditinggalkan penggunanya. Perkembang jaman saat ini, telah terjadi pergeseran fungsi dan makna yang signifikan, meskipun masih ada sejumlah pihak yang tetap menggunakannya. Banyak gerenasi muda yang tidak mengetahui bahkan belum melihat kartu pos. Hal inilah yang memunculkan Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta didukung PT Pos Indonesia menggelar event international exhibition hello there pos card reconstruction 2024 di galery fajar sidik jurusan seni murni Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta. Pameran menampilkan ratusan karya pos card dan diikuti ratusan peserta dari berbagai negara. Pameran ini menjadi ruang karya seni rupa menyapa generasi muda untuk melihat dan mengenal media komunikasi bernama kartu pos, dimana di dalamnya terdapat ruang menulis pesan dan sebuah gambar karya senirupa karya seniman.
“Kami ini ingin memulai dari yang sederhana, yang dari beberapa panitia itu ada yang kenangan special dari pos card, dan ingin menjadikannya sebagai karya seni, selain pengerjaannya lebih singkat, juga membuat kami mengingat-ingat masa waktu menerapkan pos card tersebut” ujar Yusuf Ferdinand, selaku ketua panitia acara.
Pameran ini mengupayakan hadirnya pengalaman para seniman dalam memaknai kartu pos, serta menjadi perwujudan karya yang diharapkan dapat membangkitkan kembali kartu pos. Seniman seniman yang terlibat di antaranya dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Afganistan, Hungaria, Jerman, Granada dan Belanda.
Menurut Rian Syaharany Syam, kartu pos dapat menjadi ruang ekspresi bagi para seniman untuk menuangkan karyanya. Selain itu, karya karya yang terpilih juga berkesempatan diterbitkan menjadi perangko. Pameran berlangsung hingga 4 Desember mendatang.