Tradisi Nguras Enceh di Pasarean Raja-Raja Mataram Imogiri Bantul

Tradisi Nguras Enceh di Pasarean Raja-Raja Mataram Imogiri Bantul

INFO SEPUTAR YOGYAKARTA – MARGOLARAS

Tradisi Nguras Enceh merupakan upacara adat agenda tahunan yang dilaksanakan di Komplek Pasarean (makam) Raja-Raja Mataram, di wilayah Girirejo desa Wukirsari Imogiri Bantul, berupa pembersihan air di dalam Enceh (gentong) pusaka yang berada di Area Bangsal Sapit Urang Komplek Pasarean tersebut. Tradisi ini dilaksanakan oleh para abdi dalem pasarean di setiap bulan Muharram (Suro), di hari Jumat kliwon (penanggalan jawa). Air di dalam Enceh yang telah tersimpan selama 1 tahun dibersihkan dan diganti dengan air yang baru. Oleh masyarakat yang percaya air kurasan enceh tersebut bertuah, sehingga banyak masyarakat yang datang mengambilnya. Ada 2 Enceh (gentong) yang dikuras airnya oleh Abdi dalem pasarean kasunanan Surakarta, masing masing disebut dengan nama Kyai Mendung dan Nyai Siyem. Sementara abdi dalem Pasarean kasultanan Yogyakarta menguras Enceh bernama Kyai Danumaya dan Nyai Danumurti. Selain melestarikan budaya, Tradisi ini bertujuan membersihkan dan merawat gentong pusaka yang dianggap memiliki nilai sejarah dan spiritual. Menurut abdi dalem Raden Wedono Rekso Sastro, nguras Enceh ini sudah menjadi tradisi sejak dulu dan hingga kini masih dilestarikan. Mengenai Enceh atau Gentong tersebut dulunya pemberian dari kerajaan kerajaan diantaranya dari Palembang, Turki dan Siam atau Thailand. Dalam perkembangannya, tradisi Nguras Enceh kini juga menjadi salah satu pendukung wisata budaya di Kabupaten Bantul, khususnya di Desa Wukirsari Imogiri Bantul.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *