TVRI YOGYAKARTA NEWS – PAULUS YESAYA JATI
Ratusan ASN mengenang kembali sejarah berdirinya Pemerintah Kota Yogyakarta dengan cara berjalan kaki secara massal.
Napak tilas ini bertujuan untuk meresapi perjuangan para pendahulu, dan memetik pelajaran untuk mampu berbuat lebih lagi baik ke depannya bagi masyarakat.
Ratusan ASN antusias mengikuti jalan sehat napak tilas sejarah berdirinya Pemerintah Kota Yogyakarta. Kegiatan ini digelar untuk memperingati hari jadi Pemkot Yogyakarta ke-77. Ratusan ASN menempuh jarak kurang lebih 6 kilometer, dari Balai Kota pertama di Sasono Hinggil, Alun-alun Kidul, menuju Balai Kota kedua di Gedung Punokawan, Ndalem Ngabean di Jalan Ahmad Dahlan, kemudian berjalan kembali ke Balai Kota Yogyakarta yang sekarang, di Jalan Kenari, Muja-Muju.
Dengan memakai kostum unik berwarna-warni atau baju tradisional Jawa, napak tilas juga membawa bendera pataka berwarna hijau, berlambang simbol Pemerintah Kota Yogyakarta. Napak tilas mengusung tema Rikat, Rakit, Raket. Rikat memiliki makna Kota Yogyakarta selalu bergerak dan bekerja dengan cepat. Rakit berarti Kota Yogyakarta selalu berproses untuk saling melengkapi dan menyempurnakan. Terakhir, Raket memiliki arti Kota Yogyakarta menjaga rasa kebersamaan, untuk saling mendukung satu sama lain.
Di Balai Kota, ratusan ASN diterima oleh Penjabat Walikota Yogyakarta, Sugeng Purwanto, ditandai dengan penyerahan pataka. Napak tilas menjadi pengingat, Balai Kota tidak hanya gedung perkantoran semata, tapi mengandung spirit luhur, yaitu membangun kota dengan budaya adiluhung, sehingga tidak meninggalkan nilai-nilai khas Yogyakarta. Untuk itu, para ASN diajak menjaga integritas dan dedikasinya, agar bisa melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya.
Dalam catatan sejarah, Pemerintah Kota Yogyakarta berdiri pada tahun 1942, dengan kantor Balai Kota pertama di Sasono Hinggil, Alun-alun Kidul. Kemudian, pada tahun 1952, kantor Balai Kota pindah ke Gedung Punawakan di Jalan Ahmad Dahlan. Pada tahun 1972, berpindah ke Gedung Balai Kota sekarang di Jalan Kenari, Umbulharjo, dengan lahan seluas 46 ribu meter persegi.