TVRI YOGYAKARTA NEWS – SETYA BUDI
Harga jual kakao kering naik tinggi, hingga seratus persen sejak tiga bulan terakhir, mencapai dua ratus ribu rupiah per kilogram. Kenaikan ini menjadi yang tertinggi, dan mendatangkan untung besar, bagi petani di Kapanewon Patuk, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Naiknya harga jual kakao kering, mulai terjadi tiga bulan terakhir. Harga terus melejit, dan kini sudah menyentuh dua ratus ribu per kilogram, untuk kakao kualitas terbaik. Naiknya harga kakao kering ini, disambut gembira para petani, yang tergabung dalam kelompok kakao sido dadi, di Gumawang, Patuk, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Puluhan tahun berkecimpung di kakao, baru kali ini para petani menikmati rekor harga jual, dua ratus ribu rupiah. Sebelumnya, kisaran harga jual kakao, hanya di kisaran seratus ribu rupiah, untuk kakao organik kualitas satu. Naik dan turunnya harga kakao di Indonesia, mengikuti fluktuasi harga kakao dunia. kenaikan harga diperkirakan, akibat stok kakao saat ini, sedang menipis. Produksi kakao kelompok tani saat ini, tidak mampu memenuhi tingginya permintaan dari luar negeri, maupun perusahaan coklat lokal. Tingginya harga kakao dunia, berimbas pada harga jual kakao lokal. Hampir semua kelas mutu kakao kering organik, yang diproduksi kelompok kakao sido dadi, mengalami kenaikan tinggi. kakao mutu satu sebelumnya di harga seratus ribu, kini naik menjadi dua ratus ribu rupiah per kilogram. Kakao mutu dua, dari tujuh puluh lima ribu, menjadi seratus lima puluh ribu. Begitu pun kakao mutu tiga, dari lima puluh ribu, saat ini melejit enam puluh lima ribu rupiah.
Dalam sepekan, kelompok kakao organik sido dadi yang beranggota tiga puluh tiga petani ini, mampu memproduksi setidaknya satu setengah hingga tiga kuintal kakao organik, siap jual.