TVRI YOGYAKARTA NEWS – HERDIAN GIRI DAN UCU ANDRITAMA
Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta telah menggelar 58 kali operasi pasar beras dan menggelontorkan 520 ton beras dalam operasi pasar, untuk stabilasasi stok dan harga beras, di tengah melambungnya harga beras menjelang ramadan.
Masyarakat diminta tak panik, di tengah melambungnya harga pangan karena saat ramadan, karena pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta memastikan, stok dan pasokan pangan mencukupi, serta akan kembali menggelar operasi pasar beras dan bahan pangan lainnya, saat ramadan.
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, rutin melakukan upaya pemantauan untuk menstabilkan harga beras dan pasokan di pasaran. Hasilnya, hingga kini pemda DIY belum menemukan, indikasi penimbunan di tingkat distributor. Bahkan informasinya, justru harga beras sudah turun, terutama di pasar induk cipinang jakarta timur. Selama ini, pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, telah berupaya melakukan operasi pasar murah sebanyak 58 kali dengan total 520 ton beras. Operasi pasar murah ini dilaksanakan DIY dan pemerintah kabupaten dan kota pada maret 2024, masing-masing 10 ton beras. Bahkan, pada april 2024, pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta akan menggelar bazar ramadan selama dua hari dan operasi pasar beras 15 ton, dan operasi pasar komoditas lain 10 ton di halaman kantor dinas perindustrian dan perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pasar murah ini juga digelar di kabupaten dan kota, sebanyak 6 kali masing-masing 10 ton, dan operasi pasar di pasar pantauan empat kabupaten masing-masing 5 ton. Upaya ini dilakukan, sebagai stabilasasi stok dan harga, di tengah melambungnya harga beras, menjelang ramadan. Karena itu, masyarakat tak perlu melakukan panic buying, atau membeli kebutuhan pangan secara berlebihan. Bahkan, pasokan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan atau SPHP juga sudah membanjiri beberapa retail.
Usaha mikro kecil dan menengah, juga diminta mempersiapkan diri, untuk membuat hampers, atau oleh-oleh seperti parsel dan lainnya. Ini diyakini sebagai salah satu cara alternatif masyarakat, agar tak semuanya membeli kepada sebagian pedagang yang aji mumpung, menaikkan harga dengan semena-mena, setahun sekali, terutama saat ramadan dan lebaran.