TVRI YOGYAKARTA NEWS – AGUNG NUGROHO DAN ARIEF HERIAWAN
53 warga di kabupaten Gunungkidul dan Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, suspek antraks, sejak awal bulan maret 2024. Angka ini didapat dari, hasil penyelidikan edpidemiologi tanggal 8 dan 9 Maret 2024, dan satu orang dinyatakan meninggal dunia.
Terpaparnya antraks ke warga Sleman dan Gunungkidul, dikarenakan tradisi brandu. Tradisi brandu adalah, menyembelih hewan ternak yang sakit atau mati, kemudian membagi-bagikan dagingnya ke tetangga atau saudara, untuk kemudian dikonsumsi. Saat ini, di Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat 53 orang yang suspek antraks, sejak awal bulan maret 2024. Angka ini didapat dari, hasil penyelidikan edpidemiologi tanggal 8 dan 9 maret 2024. Mereka terdiri dari 23 warga dusun kalinongko, kalurahan gayamharjo, kapanewon prambanan, sleman, dan 30 warga padukuhan kayoman, kalurahan serut, kapanewon gedangsari, gunung kidul. Seorang warga kalinongko meninggal dunia, tapi belum bisa dipastikan positif antraks, sebab ia meninggal sebelum diambil sampelnya.
Satgas one health dinas kesehatan provinsi, kabupaten, dan puskesmas, juga melakukan pemantauan setelah masa inkubasi penyakit antraks. Terlebih warga daerah istimewa yogyakarta, akan merayakan hari raya idul fitri di bulan april 2024, dan hari raya idul adha di bulan juni 2024. Dinas kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, juga sedang mengupayakan promosi kesehatan, untuk mengedukasi warga melalui banner hingga media sosial, yang bisa diakses masyarakat.