TVRI YOGYAKARTA NEWS – PAULUS YESAYA JATI
Awalnya hanya ingin membantu suami untuk menambah pendapatan, dengan membuat dan menjual kue kipo, namun justru bertahan hingga 23 tahun. Inilah cerita dari Ibu Suripti, warga Kotagede yang masih tekun melestarikan kue asli Kotagede sampai saat ini.
Kue mungil kipo ini banyak ditemui di toko oleh-oleh kawasan Kotagede Yogyakarta, rasanya yang manis sangat cocok untuk menjadi menu berbuka puasa.
Cita rasanya yang manis, kue kipo khas Kotagede bisa menjadi salah satu pilihan untuk menu berbuka puasa. Jangan khawatir soal harga karena cukup terjangkau, yaitu 3 ribu per bungkusnya dengan isi 5 kue kipo. Ibu Suripti, pembuat kipo asal Kotagede menjelaskan kulit kipo terbuat dari adonan tepung beras ketan dan nantinya akan diisi dengan parutan kelapa muda yang dicampur gula jawa. Sedangkan, untuk warna hijaunya berasal dari daun katu atau pandan suji. Setelah bahan-bahan siap, kulit kipo dipipihkan, kemudian diisi parutan kelapa muda yang dicampur gula jawa, selanjutnya ditata di lembaran daun pisang. Langkah selanjutnya, kipo akan dipanggang di lempengan seng yang dipanasi dengan api kecil kompor. Kurang lebih 2 menit, kue kipo perlu dibalik agar tidak gosong. Jika sudah matang, 5 kipo akan ditata di daun pisang kecil, kemudian dibungkus plastik. Dalam sehari Ibu Suripti mampu menghasilkan 200 kue kipo. Untuk pelanggannya, selain masyarakat Kota Yogyakarta, juga ada pelanggan yang mengambil kue kiponya dari Magelang. Selain itu kue kiponya juga dititipkan di sejumlah toko oleh-oleh di sekitar Kotagede dan selalu habis. Di bulan ramadan juga membawa berkah tersendiri karena pesanan kipo naik atau menambah produksi sekitar 100 kue kipo, kue kipo ini biasanya akan disajikan untuk takjil berbuka puasa.
Mengantisipasinya kenaikan beras ketan di pasaran Ibu Suripti membeli beras ketan dengan jumlah banyak langsung dari Klaten, cara tersebut dilakukan agar kue kipo buatannya tidak mengalami kenaikan harga.