TVRI YOGYAKARTA NEWS – HERDIAN GIRI DAN ANDRITAMA
Dinas perindustrian dan perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta, mewaspadai kenaikan harga bahan pangan. Kenaikan ini diperoleh dari aktivitas impor, akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Beberapa hari terakhir, rupiah melemah cukup signifikan, hingga 16 ribu 200 per dolar amerika serikat. Depresiasi rupiah ini sangat berdampak pada aktivitas ekspor impor, hanya saja dalam jangka pendek, imbasnya belum terlalu dirasakan sektor riil, dan diharapkan fenomena ekonomi tersebut, tidak bertahan dalam jangka waktu yang lama. Hal ini karena, bahan baku industri yang diperoleh dari impor, dibeli dengan sistem borongan dan dikontrak jauh-jauh hari. Harga yang berlaku pun, disesuaikan dengan kondisi ekonomi pada saat itu. Hanya saja, pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, tetap mengantisipasi jika pelemahan rupiah ini berlarut-larut, sehingga berdampak pada sejumlah sektor. Selain itu, kebutuhan pangan yang diperoleh dari aktivitas perdagangan luar negeri pun, dikhawatirkan berpengaruh, seperti harga bawang putih atau tepung terigu. Meski demikian, DIY belum melihat kenaikan harga di pasar tradisional dan modern, terhadap sejumlah bahan pangan itu, imbas dari melemahnya rupiah terhadap dolar amerika serikat. Strategi pasar murah, akan dijalankan, jika bahan pangan utama, terdampak dari menguatnya dolar merika serikat, terhadap rupiah. Pemda daerah istimewa yogyakarta, akan berkoordinasi pula dengan TPID dan instansi lain, agar kondisi ini tidak berlanjut, dengan dampak melemahnya daya beli masyarakat, dan naiknya inflasi.
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta meminta warga, untuk tidak khawatir, terhadap ketersediaan pangan, terutama beras. Hal ini karena, stok bahan pangan itu, aman, bahkan membanjiri hingga ritel. Terlebih, sejumlah wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta, sudah panen padi. Salah satunya kelompok tani rukun, Umbulrejo,di wilayah Ponjong, kabupaten Gunungkidul. Produktivitas panen perdana di 2024 ini, hampir 7 ton gabah kering giling per hektar.