TVRI YOGYAKARTA NEWS – SETYA BUDI
Sebuah usaha perkayuan di Kapanewon Saptosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, belakangan ini menekuni pembuatan gerobak bakso dan bakwan kawi.
Produk gerobak ini menarik minat pelanggan yang datang dari beberapa kota besar di Jawa Tengah.
Gerobak bakwan kawi dan bakso menjadi produk utama yang dihasilkan oleh sebuah usaha kecil menengah (UKM) perkayuan di Kalurahan Krambil Sawit, Saptosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Usaha ini memanfaatkan potensi bahan baku kayu lokal dan berkembang pesat serta merambah hingga pasar luar Daerah Istimewa Yogyakarta. Usaha ini mulai eksis puluhan tahun lalu, saat beberapa warga sekitar lokasi usaha merantau ke Kota Yogyakarta dan sekitarnya sebagai penjual bakso. Beberapa di antaranya sukses dan berinisiatif memperluas usaha. Gerobak pun diperbanyak dan didatangkan langsung dari Krambil Sawit, Gunungkidul. Seiring berjalannya waktu, permintaan gerobak kian banyak. Banyak warga asal Dusun Sawah, Krambil Sawit ini, yang mencoba peruntungan berjualan bakwan kawi hingga beberapa kota besar di Jawa Tengah. Gerobak bakso juga semakin dikenal luas, dengan pemesanan dari beberapa kota di Jawa Tengah yang rutin meminta pengiriman gerobak. Saat sedang ramai, dalam sebulan, perajin gerobak bakso bisa menyelesaikan hingga tiga puluh unit dan dikirim ke beberapa kota besar seperti Kudus, Jepara, Salatiga, Kebumen, hingga Purwokerto, Jawa Tengah. Untuk menjamin mutu, digunakan beberapa jenis kayu berkualitas seperti akasia, mahoni, hingga kayu jati. Saat hari besar maupun libur nasional, banyak pengusaha kuliner membuka cabang baru di lokasi lain.
Dibantu tiga karyawan, UKM perkayuan ini harus menyelesaikan pesanan gerobak bakwan kawi yang hingga kini terus datang. Harga yang dipatok per unit gerobak berkisar satu koma dua hingga satu koma enam juta rupiah tergantung ukuran gerobak.