TVRI YOGYAKARTA NEWS – AGUNG NUGROHO DAN ARIEF HERIAWAN
Ajaran Ki Hadjar Dewantara , saat ini perlu Dihidupkan kembali, karena masih Relevan dengan perkembangan Jaman, tetapi Memerlukan Kajian, berkelanjutan dengan Kemajuan Zaman. Pemikiran Ki Hajar Dewantoro telah menjadi memory of the world unesco, atau ingatan Kolektif Dunia, yang harus diperjuangkan untuk Generasi Emas. Saat ini, Taman Siswa perlu membuat berbagai Inovasi dan Riset, mengenai Pemikiran Ki Hadjar Dewantara, dalam segala Aspek Kehidupan. Selain itu, perlu ada upaya Kolaborasi, untuk membangun Suprastuktur di Bidang Riset Nasional dan Internasional. Penggagas sekaligus Dekan Fakultas Teknik, Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa Yogyakartra, Iskandar Yasin mengatakan hal itu, pada Sarasehan bertema Taman Siswa 102 Tahun Putus Rantai ajaran Ki Hadjar Dewantara, di Yogyakarta. Menurutnya, berbagai Inovasi dan Riset, mengenai pemikiran Ki Hadjar Dewantara, dalam segala Aspek Kehidupan, juga dilakukan, untuk memberikan Kontribusi secara Ilmu Pengetahuan, tentang Peran pemikiran Bidang Pendidikan , dan tetap memperhatikan Kemajuan Jaman, dalam menghadapi Masa Depan, yaitu Era Indsutri 5 titik nol. Sehingga Peran Pembelajaran Ki Hadjar Dewantara, dapat diterapkan pada proses Pembelajaran khususnya Menyambut Indonesia Emas 2045. Sarasehan 102 Tahun Taman Siswa, dengan pemikiran baru Sangat Baik, Karena Ide, pemikiran, dan usulan itu penting, Sebagai bentuk untuk melakukan Adaptasi, dengan perubahan yang terjadi, setidaknya Realisasi dari Ajaran Ki Hadjar Dewantara, dalam proses Pembelajaran. Peneliti Pusat Riset Pendidikan O-R,I-P-S-H, Badan Riset Inovasi Nasional Hastang menyebutkan, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, belum lama ini Menerima 3 Sertifikat dari Unesco, dan diharapkan Tahun 2024, Ajaran Ki Hadjar Dewantara, dapat dicatat sebagai memory of the world in unesco.