Tahun Baru Islam, Warga Mudal Gelar Kirab

Tahun Baru Islam, Warga Mudal Gelar Kirab

TVRI YOGYAKARTA NEWSMUCHAMAD RIDWAN

Rangkaian memperingati Tahun baru Islam, 1 Muharam  1446 Hijriyah, Warga di Padukuhan Mudal, Kalurahan Sariharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman, menggelar Kirab Budaya dan Nguras Umbul Mudal. Saling berebut Gunungan yang disusun dari hasil Pertanian dan jajan Pasar memeriahkan Puncak kegiatan, sementara Air dari Umbul Mudal disiramkan ke Tanaman sebagai simbol sumber kehidupan. Selesai didoakan, puluhan orang di padukuhan Mudal, kalurahan Sariharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman ini langsung berebut dua Gunungan yang disusun dari aneka Jajan Pasar maupun Sayuran dan Buah-buahan. Tak hanya Anak-anak, rebutan Gunungan pun juga turut dilakukan oleh kalangan orang tua, seperti para  ibu Rumah Tangga, banyak diantaranya mengambil Komoditas Pertanian Sayur-sayuran terutama bumbu dapur seperti cabai merah. dalam sekejap, dua gunungan pun tinggal kerangkanya saja. sebagai simbol nguras umbul mudal, perwakilan tokoh warga kemudian mengambil air umbul mudal menggunakan siwur atau gayung yang selanjutnya dimasukkan kedalam tujuh kendi yang dibawa oleh masing-masing dayang. air dari umbul mudal ini selanjutnya disiramkan kesetiap tanaman sebagai simbol air merupakan sumber kehidupan bagi warga sekitar. sebelumnya, Warga di dua rukun warga, Rw, 19 dan 20 mengarak dua buah gunungan keliling padukuhan mudal dengan para bregodo. Kirab, berakhir didepan umbul mudal. Menurut penasehat kegiatan, sumantoro, selain memperingati Tahun baru Islam 1 muharom 1446 Hijriyah, kirab budaya nguras umbul ini juga sebagai bentuk wujud syukur kepada yang maha kuasa atas manfaat umbul mudal yang konon sejarahnya dulu pernah dikuasai penjajah Belanda. Diriwayatkan, sudah sejak lama air umbul mudal banyak digunakan untuk pengobatan dan Lain-lain bagi yang mempercayainya. Kirab juga dilakukan agar generasi selanjutnya mengetahui tentang keberadan Umbul Mudal dan air sebagai Sumber kehidupan. memasuki jaman kemerdekaan diceritakan, Umbul Mudal selanjutnya dibenahi dan dipagar menggunakan dinding dan dalam perkembangannya dibangun juga dua kamar mandi. adapun saat ini, umbul mudal dengan debit air 150 kubik permenit ini masih banyak dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan warga, seperti air minum yang dialirkan ke setiap rumah warga yang membutuhkan menggunakan Pipa-pipa kecil, dan sebagian diantaranya untuk Pertanian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *