Komunitas Gereja Jawa Rawat Alam Di Lereng Gunung Merapi

Komunitas Gereja Jawa Rawat Alam Di Lereng Gunung Merapi

TVRI YOGYAKARTA NEWS – MUCHAMAD RIDWAN

Ratusan orang dari belasan gereja di Klasis Yogyakarta melakukan peningkatan kapasitas kepada pemuda remaja dan komisi lintas kategorial Se Klasis Yogyakarta Utara, Klayut, dengan konsep gereja tangguh bencana, GTB. Melalui Satuan Kerja Penanggulangan Bencana, Satker PB Palma, peningkatan kapasitas menjadi hal yang wajib dilakukan sebagai wujud dalam melakukan pengurangan risiko bencana, PRB, dan antisipasi krisis iklim berbasis komunitas kristen, gereja.

Diinisiasi oleh satuan kerja PB Palma Klasis Yogyakarta Utara ini mengambil lokasi di Lereng Gunung Merapi, Kalurahan Umbulharjo Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, kegiatan diikuti oleh 250 orang, mulai dari kalangan anak – anak, remaja, hingga lansia dari sebelas gereja Kristen Jawa, GKJ, di Klasis Yogyakarta Utara. Mengusung tema mewujudkan pembaharuan dan pemulihan keutuhan ciptaan dengan aksi simbahe ninggali buahe, mas mbake njagani banyune, bocah bocahe ngingoni iwake ini dilakukan di aliran Sungai Kuning Kalurahan Umbulharjo. Kegiatan diawali dengan menanam aneka jenis tanaman keras, mulai dari beringin,  gayam, godang, kepuh, puspa, ketepeng kencana dan jenis buah salah satunya jambu mete. Dengan total seluruh tanaman mencapai empat ratus bibit tanaman. Kegiatan turut didukung oleh PEMDA,DIY, Dinas Kelautan Dan Perikanan DIY, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Serayu Opak Progo serta Taman Nasional Gunung Merapi, TNGM. Ketua Satuan Kerja, PB Palma Klasis Yogyakarta Utara, Denny Subrata menyebut kegiatan aksi sesuai dengan alkitab sendiri, baik teologi bencana, teologi lingkungan dan teologi disabilitas digunakan dalam upaya menyebarluaskan konsep gereja tangguh bencana yang holistik, serta meningkatkan pemahaman ancaman, kerentaan, kapasitas dalam pengurangan resiko bencana, Prb, dengan dasar teologis.

Selain melepasliarkan puluhan burung lokal, kegiatan menebar tiga ribu bibit ikan lokal seperti nelem, wader, tawes dan sidat turut melengkapi kegiatan di alam lereng Gunung Merapi ini. Diharapkan jemaat gereja, baik anak-anak, remaja hingga lansia yang terlibat dapat memahami aktifitas pengurangan risiko bencana serta adaptasi krisis iklim melalui aksi bersama yang dilakukan sebagai wujud komitmen dan pelayanan gereja menuju gereja tangguh bencana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *