TVRI YOGYAKARTA NEWS – MUCHAMAD RIDWAN
Dampak Musim Kemarau tak hanya dirasakan Petani Padi, di Kapanewon Tempel, Kabupaten sleman, petani buah khususnya semangka juga merasakan dampak nya.Meski tetap berbuah , namun buah semangka yang dihasilkan sedikit mengalami penurunan, baik bobot buah maupun harga .Dampak Musim Kemarau ini dirasakan Petani Buah Semangka di Dusun Nglebeng, Kalurahan Margorejo, Kapanewon Tempel, Kabupaten Sleman. Akibat kurangnya pasokan air untuk penyiraman rutin,tanaman buah semangka yang dihasilkan dari lahan seluas dua ribuan meter persegi ini dinilai kurang maksimal dan kurang begitu memuaskan.dari segi bobot, dari biasanya yang maksimal dapat mencapai tiga kilogram per buahnya saat ini berkurang dibawah tiga kilogram perbuah. Namun demikian, dari sisi rasa tetap tergolong manis, dengan warna merah pada jenis buah semangka non biji ini.Tanaman semangka dinilai mudah perawatan dan minim hama. Hal itu berbeda dengan saat menjadi petani cabai yang direpotkan dengan sejumlah perawatan, untuk mencegah aneka jenis hama maupun virus yang menyerang tanaman cabai. dari sisi masa panen menanm semangka dinilai cepat, jika cabai 100 hari , untuk buah semangka hanya menunggu 60 hari .Meski sedikit mengalami penurunan pada bobot buah semangka, petani mengaku rasa buah semangka pada musim panen kali ini tergolong manis dan segar. Penjualan dilakukan secara langsung setelah dilakukan sortir buah. Biasanya tengkulak akan mendatangi petani untuk memborong semua hasil panen buah semangka untuk mencukupi sejumlah pasar di Daerah Istimewa Yogyakarta, diy, para petani di Kalurahan Margorejo, Kapanewon tempel ini, tergabung dalam sejumlah kelompok tani, salah satunya gubug milenial.Dan kini mulai banyak yang membudidayakan tanaman buah berkwalitas. selain buah semangka, para petani juga bertanam buah melon dengan cara sistem Tanam Green House yang menghasilkan buah dengan nilai jual tinggi.