Pers Tetap Jaga Kualitas di Era Kecepatan dan AI

Pers Tetap Jaga Kualitas di Era Kecepatan dan AI

TVRI YOGYAKARTA NEWS – HERDIAN GIRI

Sementara itu, kemajuan teknologi tidak hanya mengubah pola masyarakat mengonsumsi informasi, tetapi juga cara media memproduksi berita.

Media massa diingatkan untuk tetap menjaga kualitas pemberitaan, di tengah arus informasi yang menuntut kecepatan.

Menurut laporan Reuters Institute Digital News 2023, media daring menjadi sumber yang paling banyak diakses masyarakat, dengan persentase 88 persen, termasuk media sosial 68 persen, sedangkan media konvensional televisi sekitar 57 persen, dan media cetak berada di titik paling bawah, yaitu 17 persen. Karena itu, seiring berjalannya waktu, pers, jurnalisme, dan media massa, kini harus menghadapi berbagai tantangan, terlebih di era disrupsi digital. Anggota Komisi Pendidikan Pelatihan dan Pengembangan Dewan Pers, Tri Agung Kristanto, mengatakan hal itu, pada capacity building untuk wartawan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang diselenggarakan Bank Indonesia perwakilan DIY, di Bandung, Jawa Barat. Menurut jurnalis senior nasional itu, dalam tahun-tahun mendatang, industri tidak lagi hanya ditentukan seberapa cepat teknologi digital, dapat diadopsi, tetapi seberapa cepat konten digital dapat ditransmisikan, untuk memenuhi ekspektasi audiens. Tantangan selanjutnya adalah, penyebaran misinformasi, disinformasi, dan malainformasi, yang kian marak di ruang digital.

Keberadaan pers diharapkan bisa menangkal peredaran informasi palsu tersebut, sehingga dapat menghadirkan ruang digital yang bersih dan bermanfaat. Pers juga diharapkan tidak lagi terjebak dalam jurnalisme clickbait. Pers harus memosisikan diri sebagai medium untuk memberikan kepastian kepada masyarakat, di tengah pesatnya arus informasi. Insan pers wajib untuk tetap menjaga kualitas, dalam menyajikan pemberitaan, guna merawat kepercayaan publik yang telah terbangun selama ini. Tantangan lainnya yang dihadapi pers saat ini adalah, perkembangan teknologi kecerdasan buatan. Saat ini, mulai bermunculan teknologi berbasis kecerdasan buatan yang bisa meniru, bahkan menggantikan pekerjaan manusia, termasuk jurnalis. Tantangan terakhir adalah, kemajuan digital, yang mendorong para audiens secara perlahan, bergeser mengakses media digital, dibanding media konvensional, sebagai sumber pencarian informasi. Di tengah-tengah berbagai tantangan, pers harus bisa membangun inovasi yang unik, adaptif, dan kekinian. Dengan inovasi dan adaptasi, pers mampu mengeksplorasi berbagai peluang, tanpa harus mengorbankan independensi dan profesionalisme wartawan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *