TVRI YOGYAKARTA NEWS – SETYA BUDI
Dampak situasi lesunya perekonomian yang terjadi akhir-akhir ini turut dirasakan puluhan pedagang pakaian di Pasar Argosari, Wonosari, Gunungkidul.
Situasi harian los penjualan pakaian tampak lengang, nyaris tidak terlihat warga datang berbelanja pakaian.
Situasi lesunya penjualan dirasakan puluhan penjual pakaian di Pasar Argosari, Wonosari, Gunungkidul. Kondisi sepi terlihat di los penjualan pakaian dibagian dalam pasar. Tidak terlihat aktifitas dan lalu lalang warga maupun pembeli untuk berbelanja. Hanya terlihat pemilik dan karyawan toko yang terlihat duduk-dusuk sambil menunggu pembeli datang. Beberapa penjual mengaku, situasi penjualan saat ini sangat memprihatinkan. Tiga bulan terakhir, penjualan juga lesu dan menurun drastis. Siti Rahayu salah seorang pedagang mengatakan, los pakaian sempat marak dan cukup ramai dikunjungi pada momen tahun ajaran baru beberapa bulan lalu. Saat ini tidak banyak warga yang berbelanja pakaian, diduga akibat lemahnya daya beli dan pasar yan sedang lesu. Siti Rahayu mengaku, dalam sehari bahkan dirinya hanya bisa menjual tidak lebih dari lima potong pakaian saja. Kondisi ini jauh menurun bisa dibandingkan saat pasar ramai, yang bisa menjual hingga puluhan potong dan stel pakaian berbagai jenis. Sepi penjualan tidak hanya terjadi saat ini saja. Gejala merosot penjualan sebenarnya sudah terjadi sejak lama, yaitu saat datang pandemi. Penjualan terus turun, dan hingga saat ini belum bisa pulih. Maraknya penjualan pakaian secara online juga diakui memberikan dampak besar bagi turunya penjualan pakaian di pasar tradisional.
“Pas kenaikan kelas, ada sedikit pembeli, sekarang sepi prihatin, turun drastis” ujar Siti Rahayu.
Akibat pasar lesu, kemampuan belanja pedagang untuk melengkapi koleksi pakaian juga turut menurun. Pedagang hanya bisa berharap, kondisi ekonomi dan daya beli masyarakay kembali membaik, sehingga bisa kembali meramaikan penjualan.