Musyawarah Istimewa POPSI Bhayu Manunggal

Musyawarah Istimewa POPSI Bhayu Manunggal

TVRI YOGYAKARTA NEWS – DONNY RAHMAD

Untuk menentukan arah organisasi ke depan, Perguruan Pelopor Pencak Silat Indonesia, POPSI Bhayu Manunggal mengadakan musyawarah istimewa di Yogyakarta.

Selain memilih pemimpin baru di munas istimewa POPSI Bhayu Manunggal ini juga dilakukan peninjauan dan  penyempurnaan AD ART organisasi.

Musyawarah istimewa Perguruan Pelopor Pencak Silat Indonesia, POPSI Bhayu Manunggal yang diselenggarakan di Balai Besar Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta Komplek Pemda Sleman. Musyawarah istimewa ini diikuti majelis wali, dewan pendekar, para pendekar dan pelatih dari seluruh pengda popsi di tanah air. Dan perwakilan cabang-cabang POPSI dari Pengda Lampung Jawa Tengah dan tuan rumah DIY.

Musyawarah istimewa diselenggarakan untuk menentukan arah organisasi ke depan, serta menindak lanjuti beberapa munas yang dianggap belum selesai karena belum sepaham dan sepakat mengenai SPJ dan AD ART. Dalam munas yang berlangsung 2 hari ini, selain memilih ketua pengurus besar dan pengangkatan majelis wali sebagai penerus guru besar Eyang Joyo Suwito, POPSI Bhayu Manunggal juga lakukan peninjawan dan penyempurnaan AD ART organisasi.

“Pada dasarnya, ini Munas IS, atau Munas Istimewa, yang tahun kemarin 2023 bulan Juli, itu ada munas, tapi munas itu belum selesai sampai sekarang, kita dari interupsi dari pimpinan atau dari majelis wali yang disini adalah tanggunjawab penuh di perguruan ini sama dewan pendekar memberikan interupsi kepada panitia untuk melanjutkan munas yang belum selesai, jadi pada bulan Juli 2023 itu munas yang belum selesai, akhirnya bulan ini November yang sudah di jadwalkan ataupun panitia merencanakan tanggal 9-10 November ini berkaitan peringatan hari pahlawan, kita mengadakan munas is, ini adalah munas yang istimewa” ungkap Ketua Umum POPSI Bhayu Manunggal DIY, Raka Sutriyono.

Perguruan Bhayu Manunggal didirikan pada hari Minggu Kliwon tanggal 1 Juni Tahun 1930 atau tanggal 1 suro 1349 hijriah di Yogyakarta oleh ki Djojo Ngali, atau Ki Djojo Suwito dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan berkembang keseluruh pelosok tanah air. Di Yogyakarta seni bela diri ini diajarkan di sekolah jenjang SD hingga SMA dengan anggota kurang lebih 2000 orang. Pada munas istimewa ini, terpilih sebagai Ketua Umum PB POPSI Bhayu Manunggal Joko Susanto dan wakilnya Hari Wismanto dengan program selanjutnya menyempurnakan kepengurusan, dalam rangka mengembangkan olahraga asli budaya Indonesia yaitu pencak silat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *