Malam Imlek, Umat Bersembahyang di Klenteng Poncowinatan

Malam Imlek, Umat Bersembahyang di Klenteng Poncowinatan

TVRI YOGYAKARTA NEWS –PAULUS YESAYA JATI

Malam imlek, sejumlah umat berdatangan ke Klenteng Poncowinatan untuk memanjatkan doa memohon kesehatan, rejeki, dan pekerjaan, umat juga berdoa untuk keadaan negara yang lebih baik.

Malam imlek di Klenteng Poncowinatan, tidak digelar doa bersama. Umat berdoa secara pribadi-pribadi.

Malam imlek, sejumlah umat mulai mendatangi Klenteng Kwan Tee Kiong atau lebih dikenal dengan Klenteng Poncowinatan, Jetis, Kota Yogyakarta. Umat yang bersembahyang tidak hanya berasal dari Yogyakarta, tetapi berasal dari sejumlah kota yang kebetulan sedang singgah di kota gudeg ini. Dengan hio atau dupa yang dinyalakan, doa-doa yang khusyuk pun dipanjatkan. Asap hio yang wangi ini menjadi persembahan kepada sanga pencipta agar segala harapan yang diinginkan diantaranya kemudahan dan kelimpahan, kesehatan, karir, dan rejeki dapat terkabul setahun ke depan. Umat juga berdoa untuk keselamatan negara dengan ekonomi yang lebih baik. Di altar utama, umat bersembahyang kepada dewa utama bernama kwan tie koen, yang merupakan jenderal perang yang gagah yang pemberani dan mengutamakan kejujuran. Patung dewa ini berusia 146 tahun bersamaan dengan berdirinya Klenteng Poncowinatan pada tahun 1879. Di tahun bershio ular kayu ini, umat pun diajak untuk selalu mengutamakan kejujuran karena sifat ular kayu yang memiliki karakter licik dan banyak tipu muslihat. Sejumlah lilin berwarna merah berukuran raksasa dinyalakan sebagai simbol penerang menjalani kehidupan dan mengusir yang kurang baik selama setahun ke depan. Sedangkan warna merah mengandung makna keberuntungan dan kemakmuran.puluhan lampion juga telah dinyalakan pada beberapa sudut ruang klenteng. Lampion memiliki arti sebagai pemberi jalan dan menerangi rezeki.

“Kegiatannya hanya ibadah mandiri saja, tidak ada sembahyang bersama, yang ada sembahyang di klenteng lainnya, yang dibawa umat hanya peralatan ibadah saja seperti lilin, dupa, arti dari lilin yang di hidupkan itu untuk menerangi perjalanan hidupnya selama satu tahun ini, lilinnya hanya tergantung kebutuhan saja” ujar Margo Mulyo, seorang pengurus Klenteng Poncowinatan.

Mulai malam imlek, klenteng poncowinatan akan dibuka selama 24 jam, dalam tradisinya, semakin malam akan lebih banyak umat yang bersembahyang di klenteng.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *