TVRI YOGYAKARTA NEWS – DONNY RAHMAD
Jumlah wisatawan yang berlibur ke Daerah Istimewa Yogyakarta meningkat signifikan, di masa libur sekolah. Hal ini bisa dilihat dari, tingkat hunian hotel di kawasan Kota Yogyakarta, rata-rata mencapai 80%.
Kondisi ini, cukup menggembirakan bagi perhotelan, di tengah efisienasi anggaran pemerintah, dan masih adanya larangan study tour, dari beberapa daerah, serta turunnya daya beli masyarakat.
Libur panjang tahun baru islam tahun 2025, bersamaan dengan masa libur sekolah. Hal ini membawa dampak positif bagi perhotelan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Meskipun di awal tingkat reservasi hotel rendah, namun angkanya meningkat signifikan, saat masa liburan tiba, hingga mencapai puncak pada 27 dan 28 Juni, dengan tingkat okupansi rata-rata 60%, di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta. Di Kabupaten Sleman misalnya, tingkat okupansi hotel, rata-rata mencapai lebih dari 75%, Bantul 80%, dan Gunungkidul 65%. Angka ini seluruhnya meningkat dari tahun sebelumnya. Sementara itu, meski mengalami peningkatan, Kabupaten Kulonprpgo masih menjadi daerah, yang angka reservasi dan okupanasinya terendah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan Kota Yogyakarta, masih menjadi pilihan utama bagi wisatawan, untuk menginap dengan tingkat okupansi, bisa mencapai lebih dari 80%, bahkan di beberapa hotel, okupasi mencapai angka 100% di akhir pekan.
“kebetulan kami di libur panjang, okupansi cukup baik kita di 100% terus di beberapa hari terakhir, jadi lumayan sekali bisa buss revenue di perhotelan, karena memang sebelum-sebelumnya kita agak kesulitan, namun kemarin di beberapa hari itu sangat membantu kami, semua full booking harga juga baik, terimakasih kepada wisatawan sudah berkunjung di Kota Yogyakarta dan booking di hotel kami” ujar Meydhita Puspa Kenaka, pengelola hotel.
Peningkatan signifikan tingkat hunian hotel, di libur tahun baru islam dan masa liburan sekolah ini, dirasa cukup mengembirakan, di tengah efisienasi anggaran pemerintah, dan masih adanya larangan study tour, dari beberapa daerah, serta turunnya daya beli masyarakat.