TVRI YOGYAKARTA NEWS – PAULUS YESAYA JATI
Pamor pasar-pasar tradisional, kian hari terus turun, ditandai dengan sedikitnya masyarakat, yang berbelanja di pasar tradsional.
Hal ini berdampak pada pendapatan para pedagangnya. Melalui kirab budaya, para bakul mencoba mengajak kembali masyarakat, untuk berbelanja di pasar tradisional.
Puluhan bakul pasar tradisional se-Kota Yogyakarta, melakukan kirab budaya komoditas hasil bumi, untuk mengenalkan kembali pasar tradisional. Selain berjalan kaki, kirab juga menggunakan moda transportasi tradisonal khas Yogyakarta, seperti becak kayuh dan andong. Sejumlah komoditas yang dibawa kirab, seperti beragam jenis sayuran, yang menjadi kebutuhan masyarakat sehari-hari. Rute kirab dimulai dari Purawisata, menyusuri Jalan Letkol Sugiyono, kemudian berakhir di Museum Perjuangan Yogyakarta. Melalui kirab ini, masyarakat kembali diingatkan untuk meramaikan kembali pasar tradisional, di wilayahnya, agar membangkitkan geliat ekonomi rakyat kecil. Tak dipungkiri, saat ini, di pasar tradisional banyak pedagang yang menggantungkan hidup sehari-hari dari hasil berjualan komoditas pangan, tapi kian hari pendapatannya terus menurun, sehingga berdampak pada kesejahteraannya. Untuk itu diperlukan perhatian besar, dan peran dari masyarakat, untuk terus peduli dengan keberadaan pasar tradisonal.
“Bisa menghidupkan UMKMnya, karena hasilnya dibawah rata-rata, kemudian untuk menghidupi keluarganya minim sekali, kemudian kita tingkatkan, untuk rakyat yang belum mengetahui di wilayah tertentu ada tempat produksi suatu barang” ujar enggar Fransiska, Selaku penyelenggara.
Di sisi lain, kirab budaya ini juga mengingatkan UMKM, sejatinya menjadi tonggak dasar perekonomian daerah. Sedangkan, pemilihan konsep aksi ajakan berbelanja di pasar tradisional, melalui kirab budaya, sebagai bentuk dukungan terhadap Keistimewaan Yogyakarta, sebagai kota budaya.
Ke depan, kirab bakul pasar tradisional inil tidak hanya digelar di Kota Yogyakarta, melainkan di seluruh kabupaten seperti Sleman, Bantul, Kulonprogo, dan Gunungkidul. Harapannya, kesadaran masyarakat tentang, perlunya gerakan bersama merawat pasar tradisional, terus meningkat dari waktu ke waktu.